PROFILING
Saat pertama Anda launching suatu produk, bisa jadi target pasar Anda tak sesuai dengan rencana, bisa melebar, menyempit atau bergeser.
Misalnya, profil target pasar Anda:
• wanita Indonesia
• 17 – 23 tahun
• single
• pelajar
• naik sepeda motor (kereta, kata orang Medan)
• min kotamadya/kabupaten
• netizen
• penggemar Shireen Sungkar, Al Ghazali, Pevita Pearce
Ternyata saat produk diuji, bahkan diluncurkan, ehh yang datang beda banget. Kebanyakan yang beli, profilnya: cowok-cowok, macho, naik SUV, profesional, dan seterusnya. Apakah Anda akan kekeuh promosi untuk menarik target yang semula atau menyesuaikan yang ada?
Kalau saya, prefer menyesuaikan yang ada. Jelas di depan mata koq ditolak. Bukankah tujuan utama adalah produk laku di pasaran? Apalagi mendapat pembeli lebih mampu memborong produk Anda, alias profilnya ‘naik’ dari sebelumnya, asik donk.
“Mas J, sejak buka usaha, aku gak peduli siapa target pasarku. Aku main hajar bleh, terbukti berhasil. Apakah aku harus lakukan profiling saat ini?”
Jawabnya: TIDAK, jika Anda tak ingin ekspansi.
Namun jika Anda ingin buka cabang/franchise, maka Anda harus menemukan ‘formula’ Buka Langsung Laris sejak hari pertama. Misalnya Anda membuka warung makan, Anda memerlukan lokasi yang sangat tepat di tengah sarang semut atau jalur semut yang sesuai target pasar Anda. Nah, siapa spesifik target pasar Anda?
Mungkin saat buka usaha pertama, Anda mendapatkan ‘keberuntungan’, baik target pasar (lokasi) yang pas, juga ‘timing’ yang pas. Tapi apakah di cabang kedua Anda akan mencoba peruntungan Anda kembali? Judi donk namanya. Investor pun akan takut untuk invest. Kalau ditanya, “Bagaimana menentukan lokasi yang tepat?”. Jawabnya, “Semua lokasi itu tepat, yang penting sedekah dan doa yang banyak Bang…”. Buseett..
Nah, profiling ini berguna untuk mengidentifikasi ulang siapa ‘real’ target pasar Anda saat ini. Setelah melakukan profiling dan mendapatkan target pasar sesungguhnya, tinggal cari ‘kolam’ atau sarangnya.
Mancing di tambak, tokcer.
ADS HERE !!!